Reaksi kimia berlangsung dengan
menyerap atau membebaskan energi. Reaksi yang membebaskan energi disebut reaksi
eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap energi disebut endoterm. Satu contoh
reaksi eksoterm adalah pembakaran gas alam, sedangkan contoh reaksi endoterm
adalah fotosintesis. Reaksi eksoterm umumnya berlangsung lebih dramatis
daripada reaksi endoterm. Pada saat pereaksi mengalami pembebasan atau
penyerapan, reaksi disertai sejumlah energi yang disebut dengan kalor reaksi.
Kebanyakan reaksi berlangsung dalam
sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan atmosfir). Jadi, kalor reaksi yang
berlangsung pada tekanan tetap (dimana volume dapat berubah) dapat berbeda dari
perubahan energi dalam (∆E). untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung
pada tekanan tetap para ahli mendefinisikan suatu besaran termodinamika, yaitu
entalpi (H). Entalpi menyatakkan kandungan kalor zat atau sistem. Perubahan
entalpi (∆H) dari suatu reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau
dibebaskan oleh reaksi itu. Untuk mengetahui perubahan entalpi pada reaksi,
maka kami melakukan percobaan dengan cara menetralkan NaOH dengan HCl, dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
1. Berapa mol NaOH dan
HCl ?
2. Berapa perubahan
entalpi reaksi NaOH dan HCl ?
3. Berapa perubahan
entalpi reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCl ?
4. Bagaimana persamaan termokimia
reaksi penetralan NaOH dan HCl ?
5. Reaksi kimia apa yang
terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl ?
1. Untuk
mengetahui mol NaOH dan HCl.
2. Untuk
menentukan perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.
3. Untuk
menentukan perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.
4. Untuk
mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.
5. Untuk
mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.
1. Dapat
mengetahui mol NaOH dan HCl.
2. Dapat
mengetahui perubahan entalpi reaksi NaOH dan HCl.
3. Dapat
mengetahui perubahan entalpi penetralan 1 mol NaOH dan HCl.
4. Dapat
mengetrahui mengetahui persamaan termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCl.
5. Dapat
mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada proses penetralan NaOH dan HCl.
BAB II
DASAR TEORI
DASAR TEORI
A.
Kalorimetri
Kalorimetri adalah ilmu dalam
pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimeter
adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan.Kalorimetri
termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin
yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect
calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi
karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea,
untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780)
mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan
menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran
panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri
langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam
kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.
Jika benda atau system diisolasi dari
alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar,
temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu
tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan
panas.
Sebagai contoh, jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah
panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari
makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang
meningkat dalam suhu kalorimeter.
Bahan yang masuk kedalam kalorimetri
digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa air
dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan
panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung
energi tercapai.
Cara
penemuan kalor reaksi dengan menggunakan calorimeter disebut kalorimeter. Data ∆H reaksi
yang terdapat pada tabel-tabel umumnya ditentukan secara kalorimetris.
Kelorimeter
adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi
dengan lingkungan diluar kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor yang
dibebaskan oleh reaksi yang terjadi didalam kalorimeter tidak ada yang terbuang
keluar kalorimeter. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kelorimeter, kita
dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter
berdasarkan rumus :
q air = m x c x ∆T
q bom = C x ∆H
dengan, q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam
kelorimeter (gram)
c = kalor jenis air (larutan) di dalam
kelorimeter (J
)

C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter
∆H = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
ΔT = perubahan
suhu (C atau K)
Oleh karena
tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kelor rekasi sama dengan
kalor yang diserap oleh air (larutan) dan bom, tetapi tandanya berbeda..
q reaksi = -(q air + q bom)

Bagan
kalorimeter bom yang digunakanuntuk reaksi-reaksi pembakaran

Bagan
kalorimeter sederhana
Kalorimetri
bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempat berlangsungnya reaksi pembakaran,
biasa terbuat dari bahan stainless steel) dan sejumlah air atau suatu larutan
yang dibatasi dengan wadah kedap panas.
Kalorimeter
sederhana dapat disusun dari 2 buah gelas styrofoam seperti gambar diatas.
Styrofoam merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau
yang berpindah ke lingkungn dapat di abaikan. Jika suatu reaksi berlangsung
secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam
gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang berlangsung tergolong endoterm, maka kalor
itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah
kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap
oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
q reaksi = - q larutan
Kalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil.
Artinya kalorimeter tersebut benar-benar sebagai sistem yang terisolasi,
sehingga perubahan kalor yang terjadi dari reaksi hanya berpengaruh terhadap
perubahan suhu air atau larutan yang ada di dalam kalorimeter.
Reaksi yang berlangsung dalam calorimeter merupakan
reaksi yang berlangsung pada volum konstan (∆V = 0), maka perubahan kalor yang
terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan energi dalamnya.
∆U = q

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi
pembakaran, dapat dilakukan manggunakan kalorimeter pada tekanan konstan.
Misalnya pada kalorimeter stirofoam yang dibuat dari gelas stirofoam.
Kalorimeter jenis ini umunya dilakukan untuk mengukur kalor reaksi di mana
reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan, misalnya untuk mengukur perubahan
kalor yang terjadi pada reaksi netralisasi asam-basa.
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada
tekanan konstan (∆P = 0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan
sama dengan perubahan entalpinya.


Oleh karena dianggap tidak ada kalor Termokimia
adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau
proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam praktiknya
termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai
reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat,
misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari
perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang
berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana
energi tersebut berubah, bagaimana mengukur perubahan energi tersebut, serta
bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.
Yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem ke
lingkungan selama reaksi berlangsung, maka :








B. HCl
(Asam Klorida)
Asam
klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama
dalam asam
lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.
Natrium
hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan
metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada
kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya.
Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
NaOH
|
|
Nama sistematis
|
Natrium hidroksida
|
Nama lain
|
Soda kaustik
|
Rumus Molekul
|
NaOH
|
Densitas
|
2,1 g/ cm3, padat
|
Titik leleh
|
318oC (591 K)
|
: Titik didih
|
1390oC (1663 K)
|
Kelarutan dalam air
|
111 g/ 100 mL (20oC)
|
Massa molar
|
39,9971 g/mol
|
Penampilan
|
zat padt putih
|
Titik nyala
|
tidak mudah terbakar
|
A. Alat dan Bahan :
Alat
:
1.
Calorimeter
2.
Gelas Kimia 100 mL
3.
Gelas Ukur 25 mL
4.
Termokimia
5.
Pipet tetes
Bahan
:
1.
Larutan NaOH 3 M
2.
Larutan HCl 3 M
B. Cara Kerja
1.
Ambil 10 mL Larutan NaOH 3 M, kemudian
masukkan ke dalam gelas kimia. Ukur suhu NaOH sebagai suhu awal.
2.
Ambil 10 mL larutan HCl 3 M, kemudian
masukkan ke dalm gels kimia. Ukur suhu HCl sebagai suhu awal reaksi.
3.
Masukkan kedua larutan ke dalam
kelorimeter kemudian diaduk.
4.
Catat suhu maksimal (suhu paling tinggi)
sebagai suhu akhir reaksi.
5.
Ulangi langkah 1 sampai 4 diatas
sebanyak 3 kali.
Waktu pelaksanaan : Selasa, 8 Oktober 2012
Tempat : Laboratorium Kimia SMA N 1
Jetis
A.
Tujuan Percobaan :
Menentukan
perubahan entalpi reaksi penetralan NaOh dan HCl.
B.
Alat dan Bahan :
Alat
:
1.
Calorimeter
2.
Gelas Kimia 100 mL
3.
Gelas Ukur 25 mL
4.
Termokimia
5.
Pipet tetes
Bahan
:
1.
Larutan NaOH 3 M
2.
Larutan HCl 3 M
C.
Cara Kerja
1.
Ambil 10 mL Larutan NaOH 3 M, kemudian
masukkan ke dalam gelas kimia. Ukur
suhu NaOH sebagai suhu
awal.
2.
Ambil 10 mL larutan HCl 3 M, kemudian
masukkan ke dalm gels kimia. Ukur suhu HCl sebagai suhu awal reaksi.
3.
Masukkan kedua larutan ke dalam
kelorimeter kemudian diaduk.
4.
Catat suhu maksimal (suhu paling tinggi)
sebagai suhu akhir reaksi.
5.
Ulangi langkah 1 sampai 4 diatas
sebanyak 3 kali.
D.
Data Pengamatan
v Pengamatan 1
No
|
Larutan
|
Suhu awal
|
Volume
(mL)
|
Molaritas
(M)
|
Suhu rata-rata
|
Suhu akhir
|
1
|
NaOH
|
30
|
10
|
3
|
8
|
38,5
|
2
|
HCL
|
31
|
10
|
3
|
||
Total
|
61
|
20
|
6
|
8
|
38,5
|
v Pengamatan 2
No
|
Larutan
|
Suhu awal
|
Volume
(mL)
|
Molaritas
(M)
|
Suhu rata-rata
|
Suhu akhir
|
1
|
NaOH
|
30
|
10
|
3
|
9,5
|
39
|
2
|
HCL
|
31
|
10
|
3
|
||
Total
|
61
|
20
|
6
|
9,5
|
39
|
v Pengamatan 3
No
|
Larutan
|
Suhu awal
|
Volume
(mL)
|
Molaritas
(M)
|
Suhu rata-rata
|
Suhu akhir
|
1
|
NaOH
|
31
|
10
|
3
|
8
|
39
|
2
|
HCL
|
31
|
10
|
3
|
||
Total
|
62
|
20
|
6
|
8
|
39
|
E.
Pertanyaan
1.
Hitung Mol NaOH dan HCl!
2.
Hitung Perubahan entalpi Reaksi!
3.
Hitung Perubahan entalpi reaksi
penetralan 1 mol NaOH dan HCl!
4.
Tuliskan Persamaan termokimia reaksi
penetralan NaOH dan HCl!
F.
Pernyataan
Sebanyak 10 mL (=10 gram) larutan HCl 1 M bersuhu 30
dicampur dengan 10 mL (=10 gram) NaOH 1 M
bersuhu 31
dalam suatu calorimeter gelas Styrofoam. Suhu
campur 38,5
. Kelor jenis larutan
dianggap sama dengan klor jenis air yaitu 4,18 J
perubahan entalpi reaksi :




1. Mol
NaOH dan HCL:
10
mL = 0,01 L. Maka:
1
Mol NaOH = M X V = 3 X 0,01 L = 0,03 M
1
Mol HCL = M X V = 3 X 0,01 L = 0,03 M
2. Perubahan
Entalpi Reaksi
10
mL = 10 g
Massa
NaOH +HCL = 10g + 10g
=
20g
·
q larutan 1 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18
J
X 8 K

=
668,8 J
q reaksi = -q larutan
= -668,8 J
·
q larutan 2 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18
Jg^(-1) K^(-1) X 9,5 K
= 794,2 J
q reaksi = -q larutan
= -794,2 kJ
·
q larutan 3 = m (NaOH + HCL) x c x ∆T
= 20g x 4,18
Jg^(-1) K^(-1) X 16 K
= 668,8 J
q reaksi = -q larutan
= -668,8 J
Jadi,
∆H = 668,8+794,2+668,8
= -2131,8 J
3. Perubahan
Entalpi Reaksi penetralan 1 mol NaOH dan HCL
·
q (1 mol NaOH dan 1 mol HCL)
=
x -2131,8 J

= -71060 J
=-71,06 kJ
4. Persamaan
termokimia reaksi penetralan NaOH dan HCL

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa :
- Mol NaOH dan HCl yaitu 0.03
mol.
- Perubahan entalpi
reaksi NaOH 10 ml dan HCl 10 ml adalah -2131,8 J.
- Perubahan entalpi dari
penetralan 1 mol NaOH dan HCl adalah -71,06 kJ/mol.
- Persamaan termokimia reaksi
penetralan NaOH dan HCl yaitu,
NaOH
+ HCl ->NaCl + H2O
∆H = -
71,06 kJ/mol
- Reaksi kimia yang terjadi pada
proses penetralan NaOH dan HCl adalah reaksi eksoterm,
karena
NaOH dan HCl membebaskan energi sehingga perubahan entalpinya bertanda negatif.
- Perubahan entalpi reaksi yang
di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal dan keadaan
akhir. Semakin tinggi temperatur reaksi makin cepat laju reaksinya.
- Perubahan kalor pada suatu zat
atau sistem di tentukan oleh perubahan suhu, masa zat dan kalor jenis,
kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat
setinggi 1 k.
- Menghitung banyaknya kalor yang
dibebaskan atau diserap berdasarkan suhu pada larutan yang masa dan
kapasitas panas bahan kalori ternyata ditentukan.
Jika
melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti
dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada
waktu pengukuran suhu dan dalam mengukur volum larutan harus sesuai
takaran jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang
dilakukan.
Anonim.
2011. Asam Klorida. Diambil 25 Oktober 2011http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
Purba,
Michael. 2004. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI 2A. Jakarta: Erlangga.
Purba,
Michael. 2006. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI. Jakarta: Erlangga.
1 komentar:
Good for reference, thank's
Posting Komentar