KADO TERAKHIR
Cinta
pertama di masa SMA……
Ialah cinta yang mengawali perasaan….
Yang mengawali kebahagiaan….
Mengakhiri kesedihan....
Awal lembaran ku dengannya
Ialah cinta yang mengawali perasaan….
Yang mengawali kebahagiaan….
Mengakhiri kesedihan....
Awal lembaran ku dengannya
Aku terpaku pikiranku mulai terbawa memikirannya dan ini semua tidak pantas
dan tidak boleh terjadi. Rasa ini semakin kuat hadir dalam hidupku, apa mungkin
aku mencintai kakak kelasku sendiri…??? Tidak…Aku tidak boleh mencintainya
karena ia adalah kakak kelasku..
Aku tidak tau apa perasaan dia terhadapku dan ku sungguh bingung apa aku
harus menyatakan perasaanku terlebih dahulu…???Tidak…aku inikan bukan
laki-laki. Hingga sekarangpun aku tidak bisa menyatakan semua itu untuk dia.
Hari-hari bersamanya sungguh ku rasakan indahnya dunia, ku nikmati hidup
ini dan mendapat semangat baru bagiku karena hadirmu telah menyinari hariku
yang kelam.
Aku merasakan rasa ini pada pandangan pertama waktu ku baru masuk ke SMA.
Aku merasa ada sesuatu yang berbeda darimu itu yang membuatku terterik padamu.
Siang hari ku bertemu dengannya dengan hati yang tak menentu ku beranikan
diri untuk menatap matanya, ya mungkin memang ini yang ku rasa, mungkinkah ini
cinta? Awalnya ku tak mengerti tapi akhirnya ku mengerti bahwa rasa ini adalah
rasa cinta. Aku pun mulai mencari informasinya dengan berbagai cara mulai dari
mencari alamat fb, twitter sampai nomernya agar bisa dekat dengannya. Setelah
ku temukan alamat fbnya ku langsung saja menjadi temannya.
Hari demi hari ku lewati menunggunya menjadi temanku di fb. Q sempat bertanya
apakah dia mau menjadi temanku atau
tidak. Kesedihanpun mulai menyelimuti hatiku.
Ya akhirnya penantianku tak sia-sia dia pun menjadi temannya dan disaat itu
pula ku mulai mendekatinya melalui fb dengan chatting di fb walau dia tidak
mengenalku karena q memang baru kelas 1 sedangkan dia sudah kelas 2. Aku mulai
merasa rasa ini semakin kuat dan tak ku sangka q memang menyayanginya setulus
hatiku. Aku pun bertanya banyak padanya.
Setiap hari
aku tak bisa lepas dari fb menunggu dia muncul di obrolan fbku.
“Wah kenapa dia tak juga muncul di fbku? Apakah dia ada sesuatu?”didalam
hatiku.
Setelah
beberapa menit kemudian diapun muncul di fbku
“Wah dia muncul, aku mau ngobrol ma
dia ah mumpung dia lagi ada”dengan nada bersemangat.
Lalu aku pun
mengobrol dengannya dan meminta nomer telpnya.
“Mas boleh q minta nomer telpmu?”kataku dalah obrolan di fb.
“Boleh dek, km minta aja di Irwan. Dia
punya kok nomer telpku karena kan dia satu organisasi sama aku dek.”
“Oke-oke mas, makasih.”dengan hati yang senang.
“Ya sama-sama”katanya.
Keesokan
harinya aku pun bertanya pada Irwan
“Irwan apakah kamu punya nomernya mas wahyu?”kataku dengan semangat
“Punya, tapi masih aku simpan gak ya
karena setauku udah aku hapus.”dengan wajah yang ragu.
“Oh, coba kamu cari barang kali ada!”kataku penasaran
“Wah ada ternyata, ini nomernya”
“Ya, ya sini, makasih ya”dengan hati senang
“Ya sama-sama”
Pulang sekolah aku pun langsung sms dia. Dia awalnya tidak tau tapi lama
kelamaan dia pun tau. Setiap haripun aku tidak pernah lepas dari hpku karena
menunggu balasan darinya walau mesti aku dulu yang sms tapi aku tetap senang.
Aku pun mulai mengenalnya dan menyelami kehidupannya walau dia tak tau aku itu
yang mana, seperti apa tapi dia tetap mau berteman dengan aku.
Pandangan demi pandangan sering terjadi dan q pun tak bisa sadar dari mimpi
yang semu. Sejak q kenal dia q selalu curhat pada teman sebangku ku. Dia
sangatlah mengerti aku.
Pada saat
dia akan ulang tahun, aku berpikir untuk memberikan dia kado supaya dia paling
tidak tahu perasaanku terhadapnya. Q mulai mengumpulkan uang untuk membelikan
kado untuknya.
“Wah besok ulang tahunya Wahyu, Nala q mau mengadonya”rasa bingung
bergejolak
“Apakah kamu serius?”ragu-ragu
“Iya, aku serius.”dengan wajah serius.
“Apa yang akan kamu beri untuknya”
“Ya sesuatu,menurutmu ap yang bagus?”
“Emmm, ya nanti q bantu mikir deh,tenang aja”
Aku dan Nala pun mulai berpikir. Sepulang sekolah aku dan nala langsung ke
toko untuk membeli kado. Kado pun sudah ku siapkan dengan hati yang tulus, dan
kini aku bingung bagaimana mau memberikan kado ini padanya karena aku pun tak
berani untuk memberikan langsung padanya. Akhirnya Nala punya ide untuk menolongku.
“Bagaimana kadonya dan surat untuknya,bagus tidak?”aku bertanya denga
semangat
“Bagus kok.”
“Tapi aduh Nala bagaimana q memberikan kado ini?”rasa bingung menghampiri
lagi.
“Ya gimana kalo kamu titipkan
ketemanya,q punya teman yang dia adalah temannya Wahyu,gimana?”dengan tersenyum
padaku
“Ya oke-oke ide bangus itu”
Akhirnya q
memutuskan untuk meminta tolong pada teman Nala.
Keesokan
harinya
“Gimana kadoku?”penasaran.
“Ehmmm... Udah dikasih kok tapi kadomu?”wajah bingung
“Kenapa dengan kadomu?”semakin penasaran
“Kayanya tadi katanya temannya Wahyu
yang aku suruh ngasihkan kado buatmu dia malah seperti meremehkan kadomu”dengan
wajah kecewa.
“Diremehkan gimana?”dengan wajah sedih
“Dia tidak langsung mengambilnya
tapi malah pulang sekolah baru diambil di temenku”
“Apakah karena kadoku yang jelek dan murah.”dengan wajah muram.
Ika dan Fani
pun datang memecah suasana
‘Hai-hai ada apa ini? Kenapa dirimu sedih Lia?”kata Ika
“Ya ada sesuatu hal.”kataku sambil curcol
“Hal apa?”kata Fani
Lalu aku
menceritakan kejadian tadi pada Ika dan Fani
“Oh begitu, kamu gak boleh bilang
kaya gitu. Lagian dia jahat banget sih jadi cowok?”kata Ika dan Fani
“Iya tu bener kata Ika dan Fani, kamu
jangan berpikiran begitu, kamu sudah berusaha dan aku salut padamu kawan”kata
Nala menghibur.
“Tapi paling tidak akan dibuka
olehnya dan disimpan jauh-jauh darinya.”dengan nada putus asa
“Kamu itu tak boleh pesimis karena
apa yang kamu pikirkan barang kali salah dan dia gak mungkin deh kaya gitu
percaya deh sama q”kata Fani
“Wah bener-bener. Ayo lah berpikir positif dan terus semangat Lia”kata Nala, Fani dan Ika serentak.
“Wah bener-bener. Ayo lah berpikir positif dan terus semangat Lia”kata Nala, Fani dan Ika serentak.
“Ya makasih”
“Ya sama-sama”kata mereka bersemangat
Dengan hati yang sedih dan hancur q pun tetap tersenyum. Temanku tahu apa
yang ku rasakan dan berusaha menghiburku dengan leluconnya. Aku pun mulai
tersenyum dan tak sedih lagi tapi didalam hatiku tetap saja terus menangis
karena q telah tersayat pisaunya.
Detik demi
detik, jam demi jam dan hari demi hari ku lewati dengannya, dan pada suatu saat
Nala memberikan nasehat padaku.
“Kamu itu jangan terlalu berharap padanya karena q tak mau kamu
terluka”kata Nala dengan serius.
Tapi q pun tak percaya dan tak pernah mendengarkannya karena q lebih
percaya padanya dan selalu q menyakinkan hatiku untuk bertahan pada 1 hati
walau ku tau itu terkadang sangat menyayat hatiku.
Pada suatu ketika q mendapat kabar tentang dia yang sedang dekat denga
cewek kelas 1 pun berhembus kencang sampai ketelingaku dan ternyata gosip itu
pun benar adanya. Aku awalnya kaget dan tak percaya tapi aku mengecek di fb,
twitter dan info dari teman-temanku kabar itu memang benar, kabar itu menyakinkan
hatiku sampai aku terjatuh kelubang kepedihan dan temanku juga memberi kabar
padaku.
“Hey, kamu mau kemana?”tanya dengan wajah yang tak enak
“Aku gak kemana-mana kok,memang ada ap?”penasaran.
“Kamu tau gak Wahyu itu sudah punya cewek loh”dengan tergesah-gesah.
“Oh soal itu q sudah tau”dengan mata yang berkaca-kaca.
Ika dan Fani
pu datang karena melihatku menangis
“Ada apa ini? Kok kamu menangis?”Fani penasaran
‘Iya, ayo dong cerita pada kita-kita ya”kata Ika
Dan akupun
menceritakan kejadian itu.
“Ya ampun dia jahat banget gak tau perasaanmu”kata Ika
“Sudah tak usah berharap lagi dan dia buang aja ke laut”kata Fani
Rasa sakit, pedihku melekat kuat dalam hatiku bagai jarum yang
menusuk-nusuk hatiku dan aku pun terpuruk hinga aku tak bisa bangkit dari itu.
Tak terbendung dan tak tertahan.
Pada saat itu q mulai menutup diri dan sering merenung dan berubah jadi
pendiam hingga temanku bertanya kenapa q?
Di malam
yang penuh bintang ku merenung
“Bintang ternyata pandangan yang dia
berika itu palsu tetapi ap artinya?q salah tidak mendengarkan nasehat dari
tamanku, sekarang lihatlah q bintang dan dalamilah hatiku, kau pasti tau betapa
q terpuruk olehnya”sambil menangis dan menyalahkan diri sendiri.
Aku pun sedikit demi sedikit walau susah q bertekat untuk melupakannya
walau pandangan itu masih dia lontarkan padaku. Air mataku tak berhenti metes
tapi ku tetap tersenyum walau hati tak bisa. Aku berpasrah pada Sang Pencipta
untuk masalahku. Aku hanya berharap jika rasaku tak terbalas hilangkanlah rasa
ini karena itu hanya menjadi duri dan batu sandungan untuk hidupku tapi bila
rasa itu memang terbalas biarkanlah rasa itu tergores bersama luka yang ada
dalam hatiku
Akhirnya q pun mulai bisa melupakannya walau sakitnya msih membekas dalam
diary hatiku dan rasa sayang dan cinta yang tulus masih ada tapi ku
menutupinya.
Mulut,
pandangan, dan hatiku berkata berbeda. Sampai saat ini q akui q masih
mencintainya walau cintaku hanya dalam sebuah kado sederhana dan itu adalah
kado terakhirku.
Cinta adalah
air mata,
Air mata kesedihan,
Air mata kebahagiaan…
Namun…
Cinta itu telah cukup untuk cinta itu sendiri
Air mata kesedihan,
Air mata kebahagiaan…
Namun…
Cinta itu telah cukup untuk cinta itu sendiri
Bahagia dan
luka itu menghantarkan pada suatu titik
Dimana
seseorang berubah
Cinta tak harus memiliki….
Meski air mata kebahagian mengawali
Namun….
Air mata kesedihanlah yang mengakhiri….
dia hanyalah sepenggal omong kosong,
Fiktif tanpa kebenaran,
Hanyalah halusinasi belaka….
Cinta tak harus memiliki….
Meski air mata kebahagian mengawali
Namun….
Air mata kesedihanlah yang mengakhiri….
dia hanyalah sepenggal omong kosong,
Fiktif tanpa kebenaran,
Hanyalah halusinasi belaka….
0 komentar:
Posting Komentar